Comments

Selasa, 08 September 2015

Ruang Tunggu Terbesar

Salah satu hal yang paling bisa membuat jantung seseorang berdetak sangat kencang adalah momen-momen menunggu untuk diwawancara. Biasanya, semakin dekat giliran kita, semakin gelisah kita. Keringat dingin bercucuran. Pikiran tiba-tiba mengeruh. Dan tentu saja, detak jantung berdetak tak karuan. Bahkan tak jarang ada yang merasa tiba-tiba belum siap untuk diwawancara. Ya! Tiba-tiba merasa tidak siap!

Bukankah ini hal yang sangat ironis?

Bagaimana kita bisa segugup atau segelisah itu ketika sedang menunggu giliran diwawancara semisal wawancara kerja? Atau menunggu giliran untuk presentasi sesuatu di depan orang-orang hebat? Atau mengikuti suatu audisi yang kita akan ditanya-tanya oleh juri? Kita bisa menjadi sangat khawatir ketika sudah dekat dengan giliran kita.

Tapi, coba renungkan. Bukankah sejatinya kita ini hidup adalah proses menunggu? Menunggu untuk "diwawancarai" di alam kubur? Bukankah nanti pun kita akan mempertanggung jawabkan apa-apa yang kita kerjakan?

Bukankah waktunya bisa datang kapan saja? Bukankah malah kita tak akan ditemani barang satu pun teman kecuali amal-amal kita? Bukankah yang seperti itu harusnya lebih menakutkan dan harusnya lebih bisa membuat kita menggigil ketakukan kala mengetahuinya?

Lantas? Kenapa kita tidak segugup itu dalam menanti datangnya hari di mana kita akan ditanyai di alam kubur?


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.