*) POSTER
16
Judul : Syukur Atas Rahmatan
Lil ‘Alamin
Deskripsi :
Mengajak untuk bersyukur atas rahmat yang di berikan
kepada semesta alam, air sumber kehidupan bagi manusia, hewan dan tumbuhan.
Serta senantiasa mengajak untuk mengingat allah karenanya kita bisa menikmati
semua isi dari alam semesta yang tiada lain adalah ciptaan allah. Karena allah
lah yang senantiasa menemani kita.
=================================================================
*) POSTER 17
Judul : ISLAM ADALAH RAHMAT BAGI SELURUH ALAM
Deskripsi :
Rahmat dalam cakrawalanya yang tertinggi dan jangkauannya
yang tak terbatas merupakan salah satu sifat Allah Yang Maha Suci. Demikian itu
karena rahmat-Nya meliputi segala yang ada dan berlaku untuk seluruh kerajaan.
Kapan dan di mana ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu itu memancar,
memancarlah bersamanya cahaya rahmat yang sangat terang. Karena itu doa dan
pujian malaikat kapada-Nya adalah:
“Ya Tuhan kami, rahmat dan
ilmu-Mu meliputi segala sesuatu, karena itu berilah ampunan kepada orang-orang
yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu, dan peliharalah mereka dari siksaan
neraka yang menyala-nyala.” (QS. Ghafir : 7)
Islam bersumber kepada Allah Yang Mahakasih. Karena itulah maka rahmat yang
ada di dalamnya meliputi segala sesuatu. Ia adalah rahmat dalam akidah,
syariat, tatanan, dan dakwahnya. Keberadaannya sebagai agama Islam dan
agama rahmat yang meliputi segala sesuatu tidak diragukan lagi. Tidak ada yang
menentangnya kecuali orang yang bodoh, dengki terhadap tatanannya, atau
orang yang sombong yang tidak pernah puas dengan argumentasi dan tidak mau
menerima bukti-bukti yang kuat.
Kitab sucinya adalah rahmat.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan Kami turunkan kepadamu
Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat
dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah
diri.”
(QS. An-Nahl : 89)
“Al-Quran itu bukanlah cerita
yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, menjelaskan
segala sesuatu, serta sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
beriman.” (QS. Yusuf : 111)
Rasulnya adalah rahmat dan
diutus dengan membawa rahmat,
“Sesungguhnya telah datang
kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu,
sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi
penyayang terhadap orang-orang yang mukmin.” (QS. At- Taubah : 128)
Umatnya juga adalah rahmat. Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Muhammad adalah utusan Allah
dan orang-orang yang bersamanya adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi
berkasih sayang sesama mereka.” (QS. Al Fath : 29)
Ia adalah umat yang dirahmati,
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan orang-orang yang beriman,
laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi
sebahagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf, mencegah yang
munkar, menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan
Rasul-Nya. Mereka itu diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Mahaperkasa
lagi Mahabijaksana.” (QS. At-Taubah : 71)
Wasiat di antara mereka dilakukan
dengan rahmat,
“Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang
yang beriman, saling menasihati untuk bersabar, dan saling menasihati dengan
penuh kasih sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling menasihati) itu
adalah golongan kanan.” (QS. Al Balad : 17-18)
Dakwahnya adalah rahmat,
“Dan apabila dibacakan
Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu
mendapat rahmat.” (QS. Al A’raf : 204)
Mengajak kepada Islam juga merupakan
rahmat,
“Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.Sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu.” (QS. Ali ’Imran: 159)
“Sesungguhnya (kalau kamu tidak
menyembah Allah), aku takut kamu ditimpa azab hari yang besar (kiamat).” (QS.
Al A’raf : 59)
Rahmatnya meliputi segala
sesuatu: manusia, hewan, hingga tumbuhan, dan benda mati. Allah subhanahu wa
ta’ala berfirman,
“Dan rahmat-Ku meliputi segala
sesuatu, maka akan aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa,
menunaikan zakat, dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami.” (QS. Al
A’raf: 156)
Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa
sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah mewajibkan
berbuat ihsan atas segala sesuatu, jika kalian membunuh maka berbuat baiklah
kepada yang kalian bunuh, dan jika kamu menyembelih maka berbuat baiklah kepada
apa yang kamu sembelih.” (HR. Muslim)
“Sayangilah siapa yang ada di bumi
niscaya yang di langit akan menyayangimu.” (HR. Turmudzi)
“Kamu belum beriman sebelum kamu
menyayangi yang lain. Para shahabat berkata, “Wahai Rasulullah, setiap kami
menyayangi yang lain,” Beliau bersabda, “Yang saya maksud bukanlah kasih sayang
salah seorang di antara kamu kepada sahabatnya tapi kasih sayang yang bersifat
umum.” (HR. Thabrani)
“Dan setiap hati yang basah (hidup)
ada pahala.” (HR. Bukhari)
Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa
sallam telah menjelaskan bahwa ada perempuan masuk neraka akibat kucing yang
dia buat lapar, tapi ada pula seseorang yang masuk surga karena anjing yang
diberinya minum. (HR. Bukhari)
Dengan demikian, rahmat merupakan
salah satu prinsip tatanan Islam dan hal pertama yang diserukannya. Ayat-ayat
yang awal turun di awal dakwahnya adalah firman-Nya,
“Tetapi dia tiada menempuh
jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apa jalan yang mendaki lagi sukar
itu? (yaitu) memerdekakan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari
kelaparan (kepada) anak yatim yang
ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir.” (QS. Al Balad
: 11-16)
Ayat-ayat tersebut memuat ajakan untuk mewujudkan kasih sayang dengan
menyebutkan beberapa amal yang didorong oleh adanya rahmat dan kasih sayang
pada mereka yang melakukannya. Selain itu juga menyebutkan keselamatan pada
saat genting yang akan diraih oleh mereka yang memiliki sifat-sifat tersebut.
Demikian halnya dengan surat Al-Mudatsir, padahal ia adalah surat yang
diturunkan pada awal-awal kenabian,
“Apakah yang menjerumuskan kalian ke
Neraka Saqar? Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang
mengerjakan shalat dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin.” (Al
Mudatsir : 42-44)
Memberi makan fakir miskin, pendorongnya adalah rahmat dan kasih sayang,
sedang orang yang enggan memberikannya adalah orang yang telah hilang sifat
kasih sayangnya. Karena itu pantaslah jika ia masuk neraka Saqar.
Rahmat Islam yang universal itu tercermin jelas dalam prinsip pemudahan dan
menghilangkan kesulitan yang merupakan kaidah ushul yang melandasi hukum-hukum
agama ini. Pemudahan ini didasari oleh kesadaran akan kelemahan manusia,
banyaknya tugas dan tanggungan, kompleksnya kesibukan, tekanan hidup, dan
berbagai tuntutan yang harus dipenuhinya. Karena itu Al Qur’an sangat mudah
diingat, akidah Islam mudah dipahami, sebagaimana syariat yang mudah diterapkan
dan dilaksanakan. Tidak ada satupun kewajiban yang di luar kemampuan mukalaf,
mengingat bahwa,
“Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan
kesanggupannya.”
(QS. Al Baqarah : 286)
Al Quran telah mengajarkan kepada
orang-orang yang beriman agar mengucapkan doa,
“Ya Tuhan kami, janganlah Kau
pikulkan kepada kami hal-hal yang kami tidak mempunyai kekuatan atasnya.” (QS.
Al Baqarah : 286).
Dalam hadits shahih diriwayatkan bahwa Allah telah mengabulkan doa
mereka. Al Qur’an telah menghilangkan segala kesulitan dari syariat ini
sebagaiman ia juga menghilangkan kesulitan dan kesusahan darinya, serta
menetapkan kemudahan dan keringanan baginya ketika ia berbicara tentang
beberapa keringanan dalam ibadah puasa yaitu boleh berbuka bagi orang yang
sakit dan dalam perjalanan,
“Allah menghendaki kemudahan padamu
dan tidak menghendaki kesulitan bagimu.” (QS. Al Baqarah: 185)
Tentang diperbolehkannya menikah
dengan budak perempuan bagi yang tidak mampu menikah dengan perempuan merdeka,
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Allah hendak memberi
keringanan kepada kalian.” (QS. An-Nisa : 28)
Setelah mensyariatkan untuk
memberi maaf bagi yang berlapang dada dalam kasus pembunuhan, Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman,
“Itulah keringanan dan rahmat dari
Tuhanmu.” (QS. Al Baqarah: 178)
Banyak hadits nabawi yang
mendukung kebijakan Al Qur’an yang berorientasi kepada pemudahan. Di antara
hadits-hadits itu adalah,
“Aku diutus dengan membawa kemurnian
(akidah) dan toleransi.” (HR. Ahmad)
Di antara keistimewaan syariat Islam
adalah disyariatkannya rukhshah (dispensasi) ketika faktor-faktor penyebab yang
menimbulkannya dalam urusan ibadah dan lainnya. Diriwayatkan dalam hadits,
“Sesungguhnya Allah suka apabila
keringanan-keringanan-Nya diambil sebagaimana Ia tidak suka bila kemaksiatan
dilakukan.” (HR. Ahmad)
Sanksi dan hukuman dalam Islam juga didasarkan kepada prinsip kasih sayang.
Semua hukuman hadd yang telah ditetapkan tiada lain merupakan rahmat bagi yang
melakukan kejahatan itu sendiri, bagi keluarga yang terlibat dengan kejahatan,
bagi masyarakatnya, bahkan bagi manusia seluruhnya.
Hukuman dalam Islam tidak
keluar dari kerangka dasar ini. Pelaksanaannya juga tidak bertentangan dengan
prinsip tersebut. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Perempuan yang berzina dan
laki-laki yang berzina, maka deralah masing-masing dari keduanya seratus kali
dera dan janganlah belas kasihan kepada keduanya menghalangi kamu untuk
menjalankan agama Allah jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir. (QS. An
Nur : 2)
Akhirnya, termasuk diantara kesempurnaan agama ini adalah bahwa Allah Yang
Mahaagung mengaitkan rahmat dengan keadilan, menyebut perhitungan setelah
terlebih dahulu menyebut karunia-Nya. Dia subhanahu wa ta’ala di samping
rahmat-Nya yang selalu lebih cepat dan berganti-ganti, juga akan
memperhitungkan dan meminta pertanggungjawaban dari makhluk-Nya pada hari
kiamat.
“(Yaitu) hari (ketika) seseorang
tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari
itu dalam kekuasaan Allah.” (QS. Al Infithar : 19)
Allah mendidik makhluk-Nya dengan targhib (pengharapan) akan rahmat-Nya dan
tarhib (ancaman) akan keadilan dan perhitungan-Nya. Karena itu Imam Syahid
Hasan Al Banna rahimahullah menyebutkan sifat rahmat Islam beriringan dengan
sifat keadilan dalam pernyataannya, “…dan keadilan…”.
=================================================================
*) POSTER 18